Lindungi Kesehatan Perut Anda Saat Berpuasa

Rasa lapar dan haus yang lama selama Ramadhan paling memengaruhi perut. Makan cepat dan salah makan bisa menyebabkan peningkatan penyakit perut. Spesialis dari Departemen Gastroenterologi Rumah Sakit Memorial Şişli. Dr. Koray Tuncer memberikan informasi tentang kesalahan yang melelahkan perut dan apa yang harus dilakukan selama Ramadhan.

Makanan cepat saji menyebabkan gangguan pencernaan

Puasa yang lama selama Ramadhan dapat menyebabkan beberapa ketidakseimbangan pada tubuh. Ketika waktu buka puasa tiba, berhati-hatilah, hati-hati dan lambat. Dengan mengalah pada rasa lapar, makan dengan cepat dan tanpa mengunyah menyebabkan masalah pencernaan. Makan secara perlahan sangat penting untuk mengurangi efek dari rasa lapar yang berkepanjangan dan untuk mendapatkan kalori. Setelah makan dengan cepat, perut bekerja lebih keras dari biasanya untuk mencerna makanan yang tertelan tanpa persiapan di mulut. Selain itu, keluhan udara, gas dan kembung tertelan saat makan cepat saji. Istirahat 5-10 menit di antara porsi dapat mencegah terjadinya masalah.

Jangan buka buka puasa dengan air dingin

Dalam cuaca panas, dehidrasi jangka panjang pada tubuh dengan rasa lapar dapat berdampak buruk tidak hanya pada sistem pencernaan, tetapi juga sistem tubuh lainnya. Minum air putih secara bertahap daripada dikonsumsi sekaligus antara buka puasa dan sahur mencukupi kebutuhan cairan di siang hari. Dengan efek panas dan haus berjam-jam, membuka buka puasa dengan air yang sangat dingin bisa menimbulkan gas dan gangguan pencernaan di perut yang kosong sepanjang hari.

Mulailah makan dengan buah zaitun atau kurma

Berbuka puasa dengan makanan berserat seperti zaitun dan kurma akan menjadi persiapan awal dari segi lambung dan usus. Sup yang akan diminum setelahnya mencegah kembung dan sembelit. Selain itu, membuka buka puasa dengan kurma, zaitun atau sup memberikan rasa kenyang dan memungkinkan Anda untuk bangun dari meja dengan makan lebih sedikit.

Hindari makanan berlemak

Mengkonsumsi makanan berlemak secara berlebihan memperlambat kerja perut. Makanan berlemak yang mencegah bagian bawah perut tetap kendur dan keluarnya cairan bebas menyebabkan masalah seperti gangguan pencernaan dan kembung. Bahkan pada orang tanpa refluks, makanan berlemak berlebihan menyebabkan keluhan refluks. Lebih penting menjauhi makanan berlemak karena kualitas minyak yang digunakan tidak dapat diketahui, terutama pada acara buka puasa bersama.

Jangan lupa berolahraga setelah buka puasa

Penyerapan nutrisi pada malam dan malam hari tidak sebaik pada siang hari. Karena itulah, berbuka puasa dan makanan yang berlebihan dimakan setelahnya bisa menyebabkan kembung dan gangguan tidur. Jalan-jalan ringan 1-2 jam setelah buka puasa memudahkan pencernaan. Olah raga setelah sahur tidak dianjurkan karena akan menyebabkan kehilangan cairan dan energi.

Camilan setelah buka puasa

Usai buka puasa yang porsinya dikurangi, jangan sampai lapar sampai sahur. Pencuci mulut tidak boleh diambil dengan makanan utama saat buka puasa, tetapi harus diambil saat camilan 1-1,5 jam setelah makan. Makan sedikit makanan ringan yang terdiri dari kacang-kacangan atau buah-buahan penting untuk perut dan kecepatan kerja metabolisme. Melewatkan camilan bisa menimbulkan keluhan sembelit.

Lebih suka roti bertepung untuk sahur

Puasa dengan makanan yang hanya dikonsumsi saat buka puasa tanpa sahur akan membuat orang tersebut lelah dan tidak cocok untuk diet. Hidangan sarapan harus lebih disukai daripada makanan berat saat sahur. Roti bertepung yang tidak melelahkan perut dan dapat menyediakan karbohidrat sepanjang hari sebaiknya diutamakan. Penting untuk makan makanan kaya saat sahur. Produk gandum utuh bisa menimbulkan keluhan kembung dan kembung dengan menimbulkan efek buruk pada sebagian orang. Sangat tepat bagi orang yang roti gandumnya menimbulkan keluhan tersebut mengonsumsi roti gandum hitam atau sejenisnya. Hal terpenting yang harus diperhatikan saat sahur adalah tidur minimal 1 jam setelah makan untuk menghindari keluhan refluks.

Sesuaikan obat Anda sesuai Ramadhan

Orang yang pernah menjalani operasi perut atau kanker perut sebaiknya tidak berpuasa selama Ramadhan. Selain itu, mereka yang minum obat secara teratur harus berkonsultasi dengan dokternya dan menyesuaikan dosis dan jam pengobatannya sesuai dengan waktu puasa. Umumnya, lebih tepat mengonsumsi obat pelindung lambung saat perut kosong saat sahur.


$config[zx-auto] not found$config[zx-overlay] not found