5 Alasan Mengapa Anak Depresi

Depresi masa kanak-kanak biasanya memanifestasikan dirinya dalam keadaan enggan. Keengganan ini menyebabkan tidur dan nafsu makan menurun, dan anak, yang mengalami kesulitan fokus dari waktu ke waktu, mengalami gangguan mental. Keluarga memiliki tanggung jawab yang besar untuk mewujudkan semua ini. Penting bagi orang tua untuk memperhatikan sikap dan wacana perilaku anak-anak mereka. Para ahli Departemen Psikologi Memorial Health Group memberikan informasi tentang penyebab depresi pada anak-anak dan "terapi bermain" yang diterapkan untuk melindungi anak-anak dari depresi.

Resiko tinggi depresi di masa dewasa

Depresi masa kanak-kanak; Ini adalah masalah adaptasi yang dialami sebagai hasil refleksi dari efek eksternal pada anak selama masa bayi, masa bermain atau masa sekolah. Selain itu, anak yang mengalami depresi di masa kanak-kanak lebih cenderung mengalami masalah seperti memasuki masa depresi, didiagnosis gangguan bipolar, atau gangguan makan saat dewasa. Namun, gangguan sering kali disalahartikan sebagai depresi. Untuk itu, disarankan agar para orang tua sangat berhati-hati dalam memperhatikan kesehatan mental anak-anaknya dan segera mencari dukungan ahli saat menghadapi suatu masalah.

Ini mungkin berkembang karena berbagai alasan.

Depresi masa kanak-kanak;

  1. Itu bisa dilihat dengan kelahiran saudara laki-lakinya.
  2. Itu bisa dilihat dalam lingkungan keluarga yang konfliktual.
  3. Tekanan tidak sadar dari orang tua pada anak dapat menyebabkan depresi.
  4. Penyimpangan perilaku mungkin menjadi penyebab depresi masa kanak-kanak.
  5. Kehilangan orang tua atau perceraian orang tua dapat menyebabkan depresi pada anak.

Konseling untuk orang dewasa, terapi bermain untuk anak-anak

Terapi bermain membantu anak-anak mengekspresikan diri mereka dengan meletakkan / menggunakan mainan daripada kata-kata. Terapi bermain untuk anak-anak seperti konseling untuk orang dewasa. Ketika orang dewasa memiliki masalah, mereka menjalani proses penyelesaiannya dengan psikoterapis yang mereka percayai. Di sisi lain, sulit bagi anak untuk memperhatikan dan mengungkapkan hal-hal yang mengganggu dirinya, karena kemampuannya dalam mengekspresikan diri belum berkembang saat dewasa. Terapi bermain memberi anak-anak kesempatan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, kebutuhan, dan keinginan mereka dengan cara yang paling alami, yaitu melalui permainan. Seorang terapis bermain yang ahli di bidangnya memahami dan memecahkan masalah anak-anak dan pada saat yang sama berfungsi untuk mengembangkan keterampilan koping mereka dengan cara yang sehat.

Bermanfaat untuk perkembangan kepribadian serta depresi

Manfaat terapi bermain bagi perkembangan mental dan kepribadian anak adalah sebagai berikut:

  • Itu memudahkan anak untuk mengekspresikan emosinya.
  • Meningkatkan kepercayaan diri anak.
  • Ini mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh peristiwa traumatis dalam kehidupan anak.
  • Ini menciptakan ikatan yang sehat dalam hubungan interpersonal.

Terapi bermain tidak sama dengan bermain

Terapis bermain bekerja dengan anak-anak berusia 3-11 tahun. Kasus-kasus yang mengeluhkan peristiwa kehidupan yang kompleks dan kesulitan psikologis ditekankan. Proses terapi setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Pasalnya, lama atau pendeknya periode ini berkaitan dengan beratnya trauma yang dialami anak. Singkatnya, ini bervariasi sesuai dengan bagaimana anak memandang peristiwa tersebut. Terapi bermain tidak sama dengan bermain. Terapi bermain memungkinkan anak-anak mengungkapkan reaksi alami mereka terhadap kondisi kehidupan. Kehadiran terapis bermain menyediakan lingkungan yang cocok bagi anak untuk merasa diterima dan dipahami dan untuk menyadari situasi sulit.

Waspadai trauma ini!

  • Anak-anak yang lingkungan keluarganya sedang konflik, yang orang tuanya sedang dalam tahap perceraian atau menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga,
  • Anak-anak yang pernah mengalami pelecehan emosional, fisik atau seksual,
  • Anak adopsi,
  • Anak-anak yang menghadapi kematian atau penyakit orang yang dicintai,
  • Anak-anak dari keluarga yang tidak dapat menetapkan batasan,
  • Anak-anak yang mengalami kecemburuan saudara,
  • Anak yang mengalami gejala fisik seperti sakit kepala atau sakit perut yang bukan karena alasan medis,
  • Anak-anak dengan masalah harga diri,
  • Anak-anak yang menghadapi penyakit kronis,
  • Anak-anak yang didiagnosis dengan defisit perhatian,
  • Anak-anak dengan gangguan pengendalian amarah,
  • Anak-anak dengan kecemasan perpisahan,
  • Anak-anak yang mengalami rasa malu yang berlebihan tentunya harus diikuti oleh ahlinya dan mereka harus dipastikan untuk terus hidup dalam kesehatan yang baik dengan bimbingan yang benar.

$config[zx-auto] not found$config[zx-overlay] not found